Sejarah Singkat Asal muasal Padepokan KPC Seliwa Jalan Enam Kosambi - Cikarang
Tradisi
Pencak Silat yang berada di sebuah perkampungan di daerah Cikarang
persisnya di Kp. Kosambi Masjid RT.006/004 Desa Banjarsari Kecamatan Sukatani
Kabupaten Bekasi ini,Sejak jaman Penjajahan Kolonial Belanda Sesepuh -
sesepuh orang tua kampung Kosambi sudah mempunyai bakat Ilmu Beladiri
atau yang di sebut Pencak Silat.
Bisa jadi generasi anak muda
sekarang jarang yang mempunyai bakat Ilmu Bela diri,di karenakan pada
jaman dulu orang kampung setempat kurang minat dengan pembelajaran
Pencak Silat,
Pada masa pembelajaran Pencak Silat yang pertama di kampung Kosambi Masjid,di turunkan oleh Uyut RIMAN dengan di dasari dari jurus CIMANDE.Ketika pembelajaran pertama masih jarang ada yang minat,dengan di landasi keiklasan,kesabaran dan Ridho dari Allah SWT.
lama
kelamaan murid Uyut Riman semakin bertambah,dari beberapa
kampung,Bahkan dari luar kotapun datang untuk belajar Ilmu Beladiri
kepada Uyut Riman,
Singkat cerita,Sejak wafatnya Uyut Riman pada
waktu itu belum ada yang bisa meneruskan tapak tilasnya Uyut Riman,untuk
memberikan pembelajaran Silat kepada murid - murid yang baru.
hampir
kurang lebih 5 Tahunan pencak silat di kampung Kosambi
terbengkalai,mungkin para murid yang senior atau bisa di sebut yang
lebih banyak pengalamannya belum siap mental untuk menurunkannya.
Sekitar tahun 2010 terdengar ada segerombolan anak muda yang akan
belajar Beladiri,ternyata Buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya,yaitu
anak muda dari Kampung Kosambi Masjid,yang di ketuai oleh Ruslan Al
Afghani.
mereka berminat sekali ingin bisa menguasai Ilmu Beladiri,katanya "ingin belajar hanya untuk jaga - jaga saja",Mereka
belajar kepada Kang HASANUDDIN atau biasa di sebut waktu jaman masih
mudanya bang MALAU yang berasal dari Kampung Rawa Keladi,
Nama
Padepokan KPC Seliwa Jalan Enam,di berikan oleh seorang guru besar dari
Pondok Cabe kepda kang Hasanuddin yaitu yang bernama Wa Kandi.
dan sebelum kang Hasanuddin belajar di Pondok Cabe,Kang Hasanuddin sempat pernah belajar di Cimande Talang 1 yang terletak persis di daerah Bogor.
dikarenakan waktu dulu kang Hasanuddin
pernah belajar Pencak Silat di daerah Pondok Cabe.Lama
- kelamaan dengan seiringnya waktu berjalan dari beberapa anak muda
tersebut ada yang berhenti dan ada juga yang pergi entah kemana tidak
ada kabar dan penjelasan,mungkin ketidak cocokan pada kepribadiannya
masing - masing.tapi
itu semua tidak akan mengurangi semangat dan tekad dari Kang Hasanuddin
untuk mengabdi dan meneruskan tapak tilas dari sesepuh - sesepuh daerah
setempat.Dengan di iringi Ridho
dari Allah SWT.keinginan dan do'a dari kang Hasanuddin di ijabah oleh
Allah SWT.,muridnya bertambah atau sering di sebut di kalangan
Padepokannya kang Hasanuddin dengan sebutan DULUR,karena kata kang
Hasanuddin "di Padepokan ini tidak ada murid dan tidak ada guru,di sini
Dulur - dulur kakang semua" ucapan yang keluar dari Saudara tua di
padepokan.
pada
tanggal 3 hari sebelum Tanggal 17 Mei 2013,dari padepokan Kang
Hasanuddin di undang untuk mengisi acara Palang Pintu adat betawi di
daerah Cikarang,dikarenakan saudara - saudara yang muda belum mengerti
soal acara Palang pintu, kang Hasanuddin agak sedikit cemas khawatir
saudara - saudara bisa tidak memenuhi undangan tersebut.di karenakan
belum pernah melekukan acara tersebut.
Alhamdulillah Berkat Ridho dan ijin dari Allah SWT,dengan di landasi ainulyakkin acara berjalan dengan lancar
Mulai
dari suatu acara tersebut bisa di sebut acara perdana,Alhamdulillah
saudara - saudara semakin bertambah dari yang mulai berumur masih 7
Tahun sampai yang sudah mempunyai cucu dan cicit.
dari beberapa daerah datang untuk belajar kepada kang Hasanuddin
Itulah kebesaran Allah SWT.
Adapun pusat dari Padepokan Pencak Silat Jalan Enam yg pertama di dirikan Oleh Bpk Nur dr Kp. Sawah Depok.
sedangkan kalau dari Pengasinan sendiri yaitu Bpk RT Nabah,kalau dari Rawa Suren yang di Pimpin oleh Bang Asna,sedangkan dari daerah Sukamurni Rawa Kladi yang di Pimpin oleh Bang Oleng,sedangkan kalau dari Karawang Kosambi yang di Pimpin oleh Kang Basuni.
Foto saat latihan di Saung Padepokan KPC Seliwa Jalan Enam Kosambi Cikarang
من جد وجد ومن زرع حصد ومن سار على الدرب وصل
"Barang siapa yang bersungguh-sungguh
dia akan berhasil, barang siapa menanam dia yang memetik, barang siapa
yang berjalan dia akan sampai"
Foto Kang Hasanuddin(Bang Jay) dan Anas syahroni
Foto Dulur - dulur setelah acara palang pintu
Menerima Panggilan Acara Palang pintu untuk acara pernikahan.
Alamat. Kp. Kosambi Masjid RT.06/04 Ds. Banjarsari Kec. Sukatani Kab. Bekasi Jawa Barat
Hp : Bang Jay(Malau) - 081514128766 Bang Gozali(Ca'onk) - 089650622324
Istilah dalam Pencak Silat
- Kuda-kuda: adalah posisi menapak kaki untuk memperkokoh posisi tubuh. Kuda-kuda yang kuat dan kokoh penting untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak mudah dijatuhkan. Kuda-kuda juga penting untuk menahan dorongan atau menjadi dasar titik tolak serangan (tendangan atau pukulan).
- Sikap dan Gerak: Pencak silat ialah sistem yang terdiri atas sikap (posisi) dan gerak-gerik (pergerakan). Ketika seorang pesilat bergerak ketika bertarung, sikap dan gerakannya berubah mengikuti perubahan posisi lawan secara berkelanjutan. Segera setelah menemukan kelemahan pertahanan lawan, maka pesilat akan mencoba mengalahkan lawan dengan suatu serangan yang cepat.
- Langkah: Ciri khas dari Silat adalah penggunaan langkah. Langkah ini penting di dalam permainan silat yang baik dan benar. Ada beberapa pola langkah yang dikenali, contohnya langkah tiga dan langkah empat.
- Kembangan: adalah gerakan tangan dan sikap tubuh yang dilakukan sambil memperhatikan, mewaspadai gerak-gerik musuh, sekaligus mengintai celah pertahanan musuh. Kembangan utama biasanya dilakukan pada awal laga dan dapat bersifat mengantisipasi serangan atau mengelabui musuh. Seringkali gerakan kembangan silat menyerupai tarian atau dalam maenpo Sunda menyerupai ngibing (berjoget). Kembangan adalah salah satu bagian penilaian utama dalam seni pencak silat yang mengutamakan keindahan gerakan.
- Buah: Pencak Silat memiliki macam yang banyak dari teknik bertahan dan menyerang. Secara tradisional istilah teknik ini dapat disamakan dengan buah. Pesilat biasa menggunakan tangan, siku, lengan, kaki, lutut dan telapak kaki dalam serangan. Teknik umum termasuk tendangan, pukulan, sandungan, sapuan, mengunci, melempar, menahan, mematahkan tulang sendi, dan lain-lain.
- Jurus: pesilat berlatih dengan jurus-jurus. Jurus ialah rangkaian gerakan dasar untuk tubuh bagian atas dan bawah, yang digunakan sebagai panduan untuk menguasai penggunaan teknik-teknik lanjutan pencak silat (buah), saat dilakukan untuk berlatih secara tunggal atau berpasangan. Penggunaan langkah, atau gerakan kecil tubuh, mengajarkan penggunaan pengaturan kaki. Saat digabungkan, itulah Dasar Pasan, atau aliran seluruh tubuh.
- Sapuan dan Guntingan: adalah salah satu jenis buah (teknik) menjatuhkan musuh dengan menyerang kuda-kuda musuh, yakni menendang dengan menyapu atau menjepit (menggunting) kaki musuh, sehingga musuh kehilangan keseimbangan dan jatuh.
- Kuncian: adalah teknik untuk melumpuhkan lawan agar tidak berdaya, tidak dapat bergerak, atau untuk melucuti senjata musuh. Kuncian melibatkan gerakan menghindar, tipuan, dan gerakan cepat yang biasanya mengincar pergelangan tangan, lengan, leher, dagu, atau bahu musuh.
Aspek dan bentuk
Terdapat 4 aspek utama dalam pencak silat, yaitu:- Aspek Mental Spiritual: Pencak silat membangun dan mengembangkan kepribadian dan karakter mulia seseorang. Para pendekar dan maha guru pencak silat zaman dahulu seringkali harus melewati tahapan semadi, tapa, atau aspek kebatinan lain untuk mencapai tingkat tertinggi keilmuannya.
- Aspek Seni Budaya: Budaya dan permainan "seni" pencak silat ialah salah satu aspek yang sangat penting. Istilah Pencak pada umumnya menggambarkan bentuk seni tarian pencak silat, dengan musik dan busana tradisional.
- Aspek Bela Diri: Kepercayaan dan ketekunan diri ialah sangat penting dalam menguasai ilmu bela diri dalam pencak silat. Istilah silat, cenderung menekankan pada aspek kemampuan teknis bela diri pencak silat.
- Aspek Olah Raga: Ini berarti bahwa aspek fisik dalam pencak silat ialah penting. Pesilat mencoba menyesuaikan pikiran dengan olah tubuh. Kompetisi ialah bagian aspek ini. Aspek olah raga meliputi pertandingan dan demonstrasi bentuk-bentuk jurus, baik untuk tunggal, ganda atau regu.
Bagaimanapun, banyak yang berpendapat bahwa pokok-pokok dari pencak silat terhilangkan, atau dipermudah, saat pencak silat bergabung pada dunia olah raga. Oleh karena itu, sebagian praktisi silat tetap memfokuskan pada bentuk tradisional atau spiritual dari pencak silat, dan tidak mengikuti keanggotaan dan peraturan yang ditempuh oleh Persilat, sebagai organisasi pengatur pencak silat sedunia.
Senjata
Selain bertarung dengan tangan kosong, pencak silat juga mengenal berbagai macam senjata. antara lain:- Keris: sebuah senjata tikam berbentuk pisau kecil, sering dengan bilah bergelombang yang dibuat dengan melipat berbagai jenis logam bersama-sama dan kemudian cuci dalam asam.
- Kujang: pisau khas Sunda
- Samping/Linso: selendang kain sutera dipakai sekitar pinggang atau bahu, yang digunakan dalam penguncian teknik dan untuk pertahanan terhadap pisau.
- Galah: tongkat yang terbuat dari kayu, baja atau bambu .
- Cindai: kain, biasanya dipakai sebagai sarung atau dibungkus sebagai kepala gigi. Tradisional perempuan menutupi kepala mereka dengan kain yang dapat diubah menjadi cindai.
- Tongkat/Toya: tongkat berjalan yang dibawa oleh orang tua, pengelana dan musafir.
- Kipas: kipas lipat tradisional yang kerangkanya dapat terbuat dari kayu atau besi.
- Kerambit/Kuku Machan: sebuah pisau berbentuk seperti cakar harimau yang bisa diselipkan di rambut perempuan.
- Sabit/Clurit: sebuah sabit, biasa digunakan dalam pertanian, budidaya dan panen tanaman.
- Sundang: sebuah ujung pedang ganda Bugis, sering berombak-berbilah
- Rencong: belati Aceh yang sedikit melengkung
- Tumbuk Lada: belati kecil yang juga sedikit melengkung mirip rencong, secara harfiah berarti "penghancur lada".
- Gada: senjata tumpul yang terbuat dari baja.
- Tombak: lembing yang terbuat dari bambu, baja atau kayu yang kadang-kadang memiliki bulu yang menempel di dekat pisau.
- Parang/Golok: pedang pendek yang biasa digunakan dalam tugas sehari-hari seperti memotong saat menyisir hutan.
- Trisula: tiga sula atau senjata bercabang tiga


Tidak ada komentar:
Posting Komentar